Jumat, 11 April 2008

SPIRITUAL KEMBAR


TADINYA aku tak percaya, ikatan antara saudara kembar sedemikian kuatnya. Diyakini kalau salah satu kembar sakit maka yang lain akan ikut-ikutan sakit. Lama-lama aku memiliki aksioma sendiri tentang nilai-nilai spiritual si kembar. Saya setuju, dalam hal tertentu ikatan spiritual mereka bisa kuat. namun, dalam beberapa hal masih bisa terbantahkan oleh logika awam.

Saya manfaatkan anak kembar saya untuk eksperimen. Suatu ketika G-1 sakit, maka tak beberapa lama kemudian G-2 ikut-ikutan sakit. Ikatan spiritual? Bisa jadi bukan!. Selidik punya selidik, sakitnya G-2 karena tertulari oleh G-1. Betapa tidak? Mereka tidur bersama dalam kasur yang sama, memakai handuk yang sama, dan memakai baju yang sulit di-protect "hanya" untuk G-1 bukan milik G-2. Virus atau bakteri pasti akan mudah menular sari satu kembar ke kembar lainnya.

Ketika G-1 "pulang kampung" ikut mbaknya, maka setiap malam kulihat G-2 yang tetap tinggal di "kampungnya" di Jakarta selalu merenung. "Kapan ya G-1 pulang?", atau berguman lirih, "Sedang apa ya G-1 sekarang?". Saya pikir, mereka berdua "main telepati" karena pada saat dicek via SMS ke kampung, G-1 memikirkan hal serupa. Namun hal ini saya tepis kemudian. Wajar kalau mereka "merindukan" sesamanya sebab di rumah, mereka terbiasa berdua dan sekarang ini sendirian.

Mungkin aksioma saya agak gamang untuk eksperimen yang ke tiga ini. Ketika G-1 sakit, iseng-iseng G-2 saya ajari tentang terapi penyembuhan ala hypnoterapi, "Kalau saudara kembarmu sakit, pegang keningnya dengan telapak tangan, dan ucapkan sebentar lagi sembuh ya?...". Apa yang terjadi kemudian? masih dalam hitungan menit, panas G-1 mulai mereda dan Alhamdullilah sejam kemudian sudah bercanda tertawa-tiwi dengan saudara kembarnya. Ikatan spiritual yang kuat? Ataukah ada logika awam yang bisa menjelaskan? Bisa saja hal itu terjadi karena pengaruh sugesti ala hyponoterapi yang saya ajarkan. Tetapi bukan tidak mungkin, sembuh karena ikatan yang kuat antara mereka.

Tidak ada komentar: